Dua Warga Negara Thailand Jadi Sarjana FIB Unilak, Rektor Tawarkan Beasiswa Untuk Anak-Anak Pattani
Dua warga negara Thailand, yaitu Muhammad Fitree Jehhae dan Abdul Halim Lohyapha, yang telah kuliah selama empat tahun di Universitas Lancang Kuning (Unilak), telah resmi menyandang gelar sarjana.

KLIKCERDAS.COM, PEKANBARU - Dua warga negara Thailand, yaitu Muhammad Fitree Jehhae dan Abdul Halim Lohyapha, yang telah kuliah selama empat tahun di Universitas Lancang Kuning (Unilak), telah resmi menyandang gelar sarjana.
Rektor Unilak Dr Junaidi, saat berdialog dengan dua warga negara Thailand itu menawarkan kepada anak-anak Pattani Thailand yang ingin kuliah di Unilak.
"Akan dibebaskan SPP, silahkan kirim lima orang anak-anak Patani untuk kuliah di Unilak," kata Dr Junaidi saat Yudisium ke-38 Fakultas Ilmu Budaya, Sabtu (26/3/2022) yang dipimpin oleh Dekan M Kafrawi.M.Sn.
Dijelaskan Dr Junaidi, program mahasiwa asing kuliah di Unilak dan di FIB agar Budaya/FIB Unilak bisa go Internasional.
"Program ini telah saya jalankan saat saya masih Wakil Rektor I Unilak, Silahkan kirim lima anak Pattani untuk kuliah di Unilak, SPP nya saya gratiskan," ujar Dr Junaidi.
Muhammad Fitree Jehhae, warga negara Thailand, merasa senang dapat menyelesaikan studi.
"Selama empat tahun kuliah saya belum pernah pulang, orang tua saat wisuda nanti tidak hadir, ini juga karena Covid, tapi orang tua tau saya sudah sarjana dan mereka bangga. Saya sudah rindu kampung, dan nanti akan pulang setelah lebaran. Saya betul-betul senang kuliah di Unilak, ada kawan baru, banyak teman baru dan pengalaman," ungkapnya.
Peserta yudisium tampak menggunakan baju Melayu baik wanita maupun pria, tampak ganteng dan lawwe (cantik). Yudisium diikuti 71 orang dari empat Prodi yang ada di FIB, yaitu Prodi Sastra Indonesia 9 orang, Satra Inggris 10 orang, Sastra Daerah/Melayu 26 orang dan Prodi Ilmu Perpustakaan 26 orang.
Muhamad Kafrawi, mengucapakan selamat kepada seluruh mahasiswa yang telah sah menyandang gelar sarjana.
"Kami (pimpinan) ingin menjamu, melayani, memberikan yang terbaik, setelah selama empat tahun mengenyam pendidikan di FIB. Saya berharap alumni FIB dapat terus mencari ilmu, menjaga nama baik Lancang Kuning. Bagi yang balek kampung dapat membangun komunitas-komunitas kebudayaan untuk memajukan daerah,, memajukan budaya. Saat ini ilmu budaya menjadi penting, Saat ada masalah-masalah, Budaya menjadi unsur yang diperlihatkan dan dimunculkan dengan jelas sebagaui unsur pemersatu," ujar seniman Riau ini.
Keluar sebagai pemuncak Yudisium FIB ke-38, yaitu Regina Fadilah Prodi Satra Daerah/Melayu dengan IPK 3,93 dan Muhammad Fauzi Arasyid dari Prodi Sastra Inggris dengna IPK 3,93. Kedua pemuncak kemudian mendapatkan hadiah dan piagam penghargaan. (sri)