Galeri Foto Disketapang Pekanbaru
Disketapang Rancang Sinona Kepang, Aplikasi Pemantau Kebutuhan dan Ketersediaan Pangan

KLIKCERDAS.COM, PEKANBARU - Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Kota Pekanbaru merancang Aplikasi Sinona Kepang. Aplikasi ini dalam upaya memastikan data terkait ketersediaan dan harga pangan di Kota Pekanbaru yang terintegrasi,
Sinona Kepang adalah singkatan dari Sistem Informasi Prognosa Ketersediaan Pangan, yakni sebuah aplikasi khusus yang dirancang untuk menampilkan seluruh data yang berkaitan dengan ketersediaan, kebutuhan dari komoditas pangan yang berkaitan dengan kebutuhan pokok masyarakat setiap harinya. Selain itu juga ditampilkan laporan tentang fluktuasi harga dalam kurun waktu rata-rata per minggu.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kota Pekanbaru, Mahyuddin, melalui Kepala Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Ismail menjelaskan, Dengan SINONA KEPANG ini, secara berkelanjutan akan bisa terpantau bagaimana kondisi ketersediaan pangan di Kota Pekanbaru, apakah dia dalam kondisi defisit atau surplus.
Setidaknya, papar Ismail, disela rapat yang dilaksanakan pada Jumat (28/7/2023), ada 12 data komoditas pangan yang akan ditampilkan dan di update secara real time oleh tim teknis dan IT Disketapang Pekanbaru.
"Jadi aplikasi ini isinya semuanya berkaitan dengan data ketersediaan, angka kebutuhan maupun harga dari komoditas yang 12 jenis, sesuai dengan data yang dirunut dari pemerintah pusat dalam upaya penanggulangan inflasi," kata Ismail tentang aplikasi yang dibuat bekerja sama dengan tenaga ahli dari Diskominfo Kota Pekanbaru ini.
Prognosa Ketersediaan Pangan ditampilkan dalam aplikasi
Aplikasi ini, dijelaskan Ismail memang baru pertama sekali dibuat. Dengan data yang dirancang menggunakan grafik tersebut, diharapkan, Pemerintah Kota Pekanbaru, maupun stake holder terkait lainnya bisa mendapatkan data baku tentang kondisi ketahanan pangan di Kota Pekanbaru.
Operasi Pasar yang diselenggarakan Disketapang bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan masyarakat
"Selama ini kan kita buat manual, dilaporkan setiap minggu. Nah, dengan aplikasi ini, update datanya terekam jelas dan bisa dilihat perkembangannya dari rentang minggu ke minggu, bulan ke bulan, bahkan tahun ke tahun," kata dia.
"Data ini diperlukan untuk mengukur kondisi ketahanan pangan, mulai dari ketersediaan, kebutuhan dan fluktuasi harga yang selama ini menjadi pembahasan dalam penanganan permasalahan inflasi daerah. Jadi nantinya bisa dimanfaatkan para pemangku kepentingan seperti Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian Perdagangan, Dinas Pertanian, TPID dan stake holder terkait," tutur Ismail.
Dijadwalkan, aplikasi ini sudah selesai dan bisa dimanfaatkan pada Agustus 2023 yang akan datang. "Target kita aplikasi ini selesai pada awal Agustus ini. Mudah-mudahan selesai sesuai target, dan datanya bisa langsung dimanfaatkan dalam rapat-rapat khususnya Tim Penanggulangan Inflasi Daerah (TPID)," harap Ismail. (Galeri)