Galeri Foto Disketapang Pekanbaru

Berdayakan Perempuan Lewat Kelompok Wanita Tani, Disketapang Pekanbaru Bangkitkan Ekomoni Masyarakat

Berdayakan Perempuan Lewat Kelompok Wanita Tani, Disketapang Pekanbaru Bangkitkan Ekomoni Masyarakat
Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) terus berkomitmen menjaga ketahanan pangan masyarakat lewat program-program strategis, salah satunya adalah mendorong terbentuknya KWT

KLIKCERDAS.COM, PEKANBARU - Memberdayakan perempuan untuk turut serta membantu mengangkat ekonomi keluarga bukanlah perkara mudah di tengah hancur leburnya ekonomi secara gelobal digempur serangan pandemi Covid-19. Namun lewat Kelompok Wanita Tani (KWT), Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Pekanbaru yakin keterpurukan ekonomi bisa terangkat kembali.

Keberadaan Kelompok Wanita Tani Pekanbaru yang merupakan binaan Dinas Ketahanan Pangan (Disketapang) Pekanbaru berhasil menunjukkan eksistensinya. Kelompok yang terus didorong keberadaannya mampu menjadi mitra Pemko Pekanbaru untuk memberadayakan perempuan membantu mewujudkan keluarga sejahtera.  

Sebagai bentuk keseriusan Dinas Ketapang Pekanbaru memberdayakan perempuan turut serta dalam pembangunan, KWT pun mendapatkan perhatian istimewa.  Dinas Ketahanan Pangan selalu konsisten dalam menstimuluskan bantuan pertanian kepada Kelompok Wanita Tani," ujar Plt Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Kadis Ketapang) Kota Pekanbaru, Mahyuddi beberapa waktu lalu.

Galeri Foto -  Ketua TP PKK Pekanbaru, Raja Rilla Mustafa memberikan support dan apresiasinya terhadap keberadaan KWT di Pekanbaru 

Ibu-ibu ini berasal dari perkotaan. Untuk tugas bertani, mereka menggarap lahan untuk pertanian yang mereka kelola sehingga terlihat hijau berseri dan bisa menghasilkan sayur mayur segar.

Tidak hanya Kadis Ketapang, dalam kunjungan itu hadir pula Ketua TP PKK Pekanbaru, Raja Rilla Mustafa. Mereka berkesempatan melaksanakan panen buah dan sayuran di area garapan Kelompok Tani Wanita (KWT) Berkah Berseri di Jalan Rajawali III, Perhentian Marpoyan, Kecamatan Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru.

"Memang sangat luar biasa, semangat ibu-ibu di sini. Semoga semangat ini juga menular ke ibu-ibu lainnya, sehingga bisa saling menyemangati dan memotivasi meciptakan ketahanan pangan, minimal untuk keluarga dan lingkungan di sekitarnya,'' kata Mahyiuddin.

Mahyuddin dalam kesempatan itu mengatakan, di KWT Berkah Berseri ini, kaum ibu-ibu benar-benar semangat untuk bertani. Setelah dilakukan sesi tanya jawab, kelompok ini sudah berumur satu tahun lebih. "Mereka sudah bisa mendapatkan sisi positif dan menerima manfaat dari pertanian yang mereka kelola secara kelompok ini,'' ungkapnya

Sementara itu, Ketua KWT Berkah Berseri, Syafrina, mengungkapkan, awal terbentuk kelompok ini, tidak seorang pun dari 30 anggota kelompok yang mempunyai pengalaman atau pengetahuan bertani.  Mengawali langkah menjadi petani pun dikatakan dia, sempat menghadapi beragam masalah. Namun, dikarenakan adanya pendampingan dari penyuluh, keterbatasan pengetahuan itu bisa tertutupi.

"Maaf, dulu, jangankan memegang, melihat cacing saja, kita sudah ketakutan, memegang kotoran ayam itu geli dan kotor rasanya. Tapi, kalau sekarang, sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, ndak ada lagi takut atau geli itu, malah jadi teman sehari-hari," ungkapnya.

Menurut dia, kegiatan bertani ini memberikan banyak manfaat bagi kaum ibu setempat. Selain bisa membantu untuk mengurangi beban ekonomi dari berbelanja sayur mayur dari pasar, tentunya pangan yang dikonsumsi keluarga juga lebih sehat dan terjaga. 

"Kami bertani tidak pakai kimia, obat-obatan, semuanya alami. Bahkan untuk pupuk, kita olah sendiri dari limbah makan rumah tangga," paparnya. 

Galeri Foto - Lewat hasil panen tersebut KWT bisa membantu menopang ekonomi keluarga

Yang  tidak pernah mereka bayangkan, salah satunya, kalau saat ini merekalah yang menjadi penyuplai sayur mayur untuk warung-warung dan rumah makan di sekitar.

Galeri  foto - Anggota KWT Berkah Berseri foto bersama sembari menunjukkan hasil panen kangkung 

"Ya, seperti kangkung, panennya kan per 21 hari. Sekali panen itu kita bisa jual 50 ikat. Hasilnya dikumpulkan, dan nantinya digunakan lagi untuk modal bertani, juga aksi sosial kaum ibu. Jadi ini seragam kita beli sendiri, dari hasil jual sayur mayur, rencananya kita juga akan gunakan keuntungan ini untuk jalan-jalan ke luar daerah," terangnya.

Kini, jenis tanaman yang mereka di lahan yang dipinjamkan oleh warga ini pun sudah demikian beragam. Terbaru, mereka bertanam Sorgum. Masukan itu dia dapat dari petani di Sumbar. Sorgum ini, sebentuk sagu rasanya. Bila di jual di pasar, harga perkilogram-nya berkisar Rp30.000. "Jadi cukup mahal dan punya nilai ekonomi," jelasnya.

Selain jenis-jenis sayuran seperti kangkung, bayam, terung, cabai, para ibu ini juga menanam komoditas lainnya seperti buah dan apotik hidup. "Ada juga pisang, pepaya, nangka, serai, jahe, sawi hijau, pokcai, semua kita budidayakan di sini," sebutnya.

Kabid Ketersediaan dan Kerawanan Pangan, Disketapang Pekanbaru, Ismail menyebutkan setiap tahunnya senantiasa mendukung upaya pemberdayaan maupun pembentukan kelompok tani (KT) maupun Kelompok Tani Wanita (KWT) di tengah-tengah masyarakat.

Bentuk bantuan yang diberikan pun berbeda-beda setiap tahunnya, sesuai dengan usulan yang diajukan masyarakat. Seperti untuk tahun depan, mungkin ada jenis baru, yakni bantuan pengembangan ayam kampung. 

"Seluruh masyarakat bisa mengajukan usulan sesuai dengan kekuatan aggaran dan jenis program yang dianggarkan oleh pemerintah daerah. Asalkan ada KT atau KWT nya, cukup anggarannya dan sepanjang ada persediaan dan program kita tetap support," tuturnya.

Galeri - Bersama KWT, Pemko Pekanbaru lewat Disketapang siap mewujudkan ketahanan pangan masyarakat

Galeri - Senyum sumringah Ketua TP PKK Pekanbaru, Raja Rilla Mustafa. Bangga perempuan Pekanbaru mampu memberdayakan diri

KWT sendiri, dijelaskan dia, adalah program yang digagar Disketapang Kota Pekanbaru dalam upaya menekan angka ketergantungan terhadap produk pangan dan kebutuhan harian dari pasar.  Dan pastinya, KWT adalah kelompok tani yang isinya adalah para wanita, dan ini berbeda dengan Kelompok Tani (KT) yang anggotanya mayoritas adalah kaum lelaki. 

Menyitas data dari Disketapang Pekanbaru, di Pekanbaru sendiri ada 160 kelompok Tani dan Kelompok Tani Wanita. Mereka adalah bukan saja pejuang bagi keluarga, namun juga untuk lingkungan di sekitarnya, termasuk dalam menekan angka inflasi yang disebabkan terbatasnya ketersediaan pangan di tengah hukum pasar. (Galeri Foto Disketapang Pekanbaru)