Detri Karya: Indonesia Sudah Mulai Rasakan Resesi Ekonomi di Penghujung 2022
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Riau bahwa Prof. Dr. H. Detri Karya, S.E., M.A, mengatakan, sebenarnya di penghujung tahun 2022 Indonesia sudah mulai merasakan resesi ekonomi.

KLIKCERDAS.COM, PEKANBARU - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Islam Riau bahwa Prof. Dr. H. Detri Karya, S.E., M.A, mengatakan, sebenarnya di penghujung tahun 2022 Indonesia sudah mulai merasakan resesi ekonomi.
“Sebenarnya saat ini Indonesia sudah mulai merasakan resesi ekonomi, ditandai dengan PHK besar – besaran terhadap karyawan salah satu e-commerce di tanah air, berarti secara tidak langsung PHK karyawan tersebut disebabkan dari daya beli masyarakat saat ini yang sudah menurun, ditambah lagi dengan harga bahan bakar minyak yang naik menjadi faktor yang mendasari masyarakat untuk lebih baik berhemat dan menyimpan uang mereka ketimbang membeli kebutuhan yang tidak terlalu penting,” ujar Detri, Rabu (12/10/2022).
Ekonomi yang semakin sulit, katanya, pasti berdampak pada pelemahan daya beli masyarakat karena mereka akan lebih selektif menggunakan uangnya dengan fokus pemenuhan kebutuhan terlebih dahulu.
Detri juga mengatakan, faktor paling besar yang menyebabkan Indonesia tidak bisa mengelakkan Resesi Ekonomi 2023 mendatang adalah distribusi barang dan jasa yang ada di masyarakat serta kekuatan uang. Seperti baru – baru ini fenomena nilai mata uang Euro turun hampir sama dengan Dollar atau bahkan terkadang nilai Dollar justru lebih tinggi daripada Euro.
Selain beberapa kendala tersebut, katanya, terjadinya perang dingin di beberapa negara seperti antara Rusia dan Ukraina juga membuat perekonomian dunia tidak stabil dan akan berdampak kepada semakin cepatnya negara lainnya terutama negara – negara berkembang seperti Indonesia merasakan dampak dari Resesi Ekonomi.
Adapun dampak yang dirasakan oleh Indonesia, jelasnya, terhadap gelombang resesi ekonomi adalah:
- Akan muncul kesenjangan antara orang kaya dan miskin serta akan semakin terasa.
- Jumlah angka pengangguran yang kian meningkat, sehingga pemerintah dituntut untuk menemukan solusi agar lapangan kerja dapat menyerap tenaga kerja kembali.
- Pengeluaran pemerintah semakin besar karena pembangunan harus terus dilakukan, sehingga salah satu langkah taktisnya adalah pemerintah harus menambah utang untuk mengakomodir biaya pembangunan tersebut.
- Bagi perusahaan, untuk mengurangi biaya produksi yang tinggi maka akan banyak pelaku usaha yang menerapkan kebijakan PHK kepada para pekerjanya.
Melihat fakta bahwa kelak resesi ekonomi ini tidak dapat dielakkan, katanya, baik pemerintah maupun masyarakat secara individu dapat melakukan langkah preventif maupun pencegahan terhadap dampak dari resesi ekonomi sehingga nantinya tidak terlalu merasakan kesulitan ketika resesi ekonomi mulai melanda.
Detri menyampaikan, perlu adanya kerja bersama antara pemerintah dan masyarakat. Pemerintah harus melakukan kebijakan – kebijakan pro terhadap masyarakat serta mengeluarkan kebijakan yang juga transparan.
Dari sisi terkecil seperti masyarakat, disampaikannya, langkah pencegahan yang dapat masyarakat lakukan agar tidak terlalu merasakan dampak dari resesi ekonomi dimulai dengan mendata masyarakat miskin dan kurang mampu yang ada di lingkungan RT dan RW.
"Setelah melakukan pendataan maka masyarakat yang dirasa mampu dapat memberikan sumbangan ataupun dana swadaya yang dapat diberikan kepada masyarakat yang kurang mampu tersebut secara reguler dan tentunya harus tepat sasaran," tambah Detri. (sri)