Unilak dan BKKBN Jalin Kerjasama Percepatan Penurunan Stunting di Riau

Universitas Lancang Kuning Pekanbaru dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjalin kerjasama dalam mendukung program pemerintah untuk percepatan menurunkan stunting yang ada di Riau, sesuai Tri Darma Perguruan Tinggi.

Unilak dan BKKBN Jalin Kerjasama Percepatan Penurunan Stunting di Riau
Universitas Lancang Kuning Pekanbaru dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjalin kerjasama dalam mendukung program pemerintah untuk percepatan menurunkan stunting yang ada di Riau, sesuai Tri Darma Perguruan Tinggi.

KLIKCERDAS.COM, PEKANBARU - Universitas Lancang Kuning Pekanbaru dan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menjalin kerjasama dalam mendukung program pemerintah untuk percepatan menurunkan stunting yang ada di Riau, sesuai Tri Darma Perguruan Tinggi.

Penandatangan kerajasama dituangkan dalam nota kesepahaman (Mou) yang ditandatangani oleh Rektor Unilak Dr Junaidi M.Hum dengan Kepala BKKBN  Mardalena Wati Yulia, Jumat, (24/12/2021). Turut hadir Kepala Urusan Internasional dan Kerjasama Unilak Dr. Adolf Bastian, Kepala Bagian Media Promosi M Revnu Ohara.M.Kom, dan sejumlah staf BKKBN.

Kerjasama dengan BKKBN  Sebagaimama diketahui stunting adalah kekurangan gizi pada bayi di 1000 hari pertama kehidupan yang berlangsung lama dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak. Karena mengalami kekurangan gizi menahun, bayi stunting tumbuh lebih pendek dari standar tinggi balita seumurnya

Rektor Unilak usai penandatangan MoU menyebutkan, mendukung program BKKBN dalam rangka penurunan stunting di Riau. Unilak melalui lembaga penelitian, dosen, mahasiswa dan SDM lainnya siap untuk terlibat. Program bisa dilakukan dengan turun ke desa-desa yang ada di Riau dan lain-lain.

"Yang pertama kampus dengan program merdeka belajar kampus merdeka bisa menjalankan program stunting, dan melalui Tri Darma Perguruan Tinggi yakni pengabdian, dosen dan mahasiswa bisa turun kemasyarakat untuk sosialisasi dan mendampingi di tengah masyarakat. Dan yang kedua kami akan mencoba memberikan alternatif solusi agar peran desa maksimal dalam penurunan stunting, nantinya desa-desa dapat memasukkan program yang benar-benar mengarah stunting," ujar Dr Junaidi

Kepala BKKN Mardalena Wati mengatakan, BKKBN diberikan tanggung jawab dalam rangka percepatan penurunan stunting khususnya di Riau. Tentu BKKBN harus bekerjasama dengan lintas sektor, perlu bersama-sama bergandengan tangan antara pemerintah, swasta, mengkolaborasikan program dilapangan tentang stunting. Untuk itu keterlibatan perguruan tinggi dapat menjadi penentu penurunan stunting. 

Dikatakannya, kerjasama dengan Unilak dalam percepatan penurunan stunting diharapkan kedepannya berhasil. Bicara tentang stunting tidak hanya dari sisi kesehatan, namun juga bisa dari sisi pertanian dan di Unilak bisa, bidang pertanian bisa dengan sosialisasi pola makanan sehat dan bahan pokok/makanan lokal yang sehat.

"BKKBN menyasar ke pendampingan keluarga, ibu hamil, remaja yang mau menikah, ibu menyusui. BKKBN sudah membentuk lebih dari tiga puluh lima ribu tim pendampingan mulai dari Tim PKK,dan di Riau ada sepuluh ribu, mulai dari Bidan, mahasiswa dan lain-lain," ujar Mardalena. (sri)